Kisah Mudikku Bersama Si Biru - KangMasroer.net

Kisah Mudikku Bersama Si Biru


“Merantaulah, kau akan mendapat pengganti kerabat dan teman. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. (Imam Syafii)”― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara


Tak terasa, hampir dua windu lamanya saya menjadi anak rantau, 8 tahun di Kota Malang dan hampir 8 tahun di Kota Klaten. Selama merantau di dua kota itu, banyak sekali pelajaran-pelajaran baru yang saya dapatkan. Mulai dari mengenal dunia baru, orang-orang baru, lingkungan baru, adat dan budaya baru, hingga bagaimana cara beradaptasi dan survive di kampung yang baru.

Lebih dari itu, merantau juga memberikan pengalaman kepada saya betapa berharganya waktu bersama keluarga serta bagaimana rasanya menahan rindu kepada orang tua. Maka dari itu, bagi orang perantauan seperti saya ini, momen liburan akan menjadi saat-saat yang selalu ditunggu, karena pada saat itulah saya bisa mudik melepas rindu ke kampung halaman.

Berbicara tentang mudik, ada perbedaan sarana mudik antara ketika saya merantau di Malang dan di Klaten. Ya, jarak Malang ke Kutoarjo yang lebih dari 400 km membuat saya lebih sering melakukan mudik dengan kereta api ataupun bus. Berbeda ketika saya tinggal di Klaten. Selama merantau di Kota Bersinar ini, Si Birulah yang hampir selalu menemani perjalanan mudik saya, termasuk saat perjalanan mudik 8 Juni 2018 kemarin.

Perjalanan mudik sore itu memang perjalanan mudik yang entah ke berapa ratus kali. Namun, nggak tau kenapa setiap perjalanan mudik dengan motor ini selalu saja terasa mengesankan. Ya, selalu ada hal-hal yang baru dan unik yang yang saya temui saat di perjalanan bersama Si Biru ini. Oh iya, kenalkan! Si Biru ini adalah motor kesayangan yang pertama kali saya beli dari hasil keringat sendiri.

Mungkin banyak yang bertanya, kenapa saya memilih motor sebagai sarana untuk mudik? Alasan yang pertama, tentu karena jarak Klaten ke Kutoarjo yang hanya sekitar 105 km saja, sehingga bisa ditempuh dalam waktu 2 hingga 3 jam. Namun, sebenarnya tidak hanya itu saja, melainkan ada beberapa alasan yang menjadikan mudik dengan motor itu sangat terasa asyik. Apa saja? Berikut adalah keuntungan-keuntungan mengasyikkan yang kita dapat ketika mudik menggunakan motor.

Bebas Bosan


Mudik naik motor akan selalu memberikan pengalaman baru yang sebelumnya tidak pernah dirasakan. Saat naik motor, selalu saja ada keunikan yang saya temui di setiap jalan yang saya lewati. Oleh karena itu, mudik naik motor itu tidak pernah menyisakan kata bosan.

Bebas Macet


Sering kali saat mudik naik mobil, baik bus maupun mobil pribadi, kita dibuat pusing dengan kemacetan yang ada. Nah, dengan naik motor, kita akan bebas dari kemacetan. Andaipun harus bertemu kemacetan, motor tentu lebih leluasa saat harus menerobos kemacetan panjang dibandingkan dengan mobil.

Bebas Boros


Sepeda motor memang tidak hanya lebih murah dari segi harga dan perawatan saja. Lebih dari itu, motor juga menawarkan keunggulan berupa lebih irit dari segi BBM. Oleh karena itu, mudik dengan motor terasa bebas boros, karena lebih hemat biayanya daripada naik angkutan umum seperti kereta, bus atau pesawat.

Bebas Lama


Sepeda motor membuat perjalanan mudik akan terasa lebih cepat jika dibandingkan dengan kendaraan darat lainnya. Kemampuannya yang bisa berada di posisi terdepan saat bertemu lampu merah, serta lebih mumpuni untuk menerobos lalu lintas yang padat tentu lebih membantu kita untuk tiba ke tujuan lebih cepat.

Bebas Ribet


Persiapan mudik dengan sepeda motor tidak seribet saat kita akan mudik dengan mobil. Misalnya saja untuk service motor, tentu tidak akan banyak memakan waktu sebagaimana saat kita menyervice mobil. Jika dibandingkan dengan naik angkutan umum, mudik dengan motor juga lebih simpel, karena kita tidak perlu memesan tiket terlebih dahulu.

Itulah beberapa keuntungan yang saya dapatkan ketika mudik dengan motor. Tampak begitu mengasyikkan, bukan? Tapi, meskipun banyak keuntungannya, perlu diingat juga loh, agar mudik dengan motor lebih terasa aman dan nyaman, ada beberapa tips yang harus kita lakukan. Apa saja? Selain berdo’a kepada Allah SWT tentunya, berikut ini adalah hal-hal yang saya persiapkan dan saya lakukan saat mudik naik motor.

Stamina Harus Tetap Prima

Sebelum berangkat mudik, pastikan bahwa kondisi fisik kita cukup prima, karena mudik dengan motor itu cukup menguras energi. Lakukan istirahat yang cukup sebelum memulai perjalanan dan berhentilah sejenak ketika badan kita merasa lelah di tengah perjalanan.

Selalu Cek Kondisi Motor

Mesin, rem, lampu-lampu dan roda adalah empat bagian utama yang harus dipastikan dalam kondisi baik sebelum berangkat mudik. Untuk roda, pastikan kondisi ban, jari-jari atau velg, dan rantai atau belt yang menjadi penggerak roda dalam keadaan baik.

Siapkan Perlengkapan

Selama perjalanan mudik dengan motor, persiapkan beberapa perlengkapan berkendara: helm, jas hujan, sarung tangan, hingga masker. Jangan pernah lupa juga untuk mengenakan jaket tebal sebagai pelindung tubuh dari bahaya angin. Dengan begitu, maka perjalanan mudik pun akan menjadi aman dan nyaman.

Sopanlah Berlalu-lintas

Agar aman selama perjalanan, kita harus beretika lalu lintas secara baik. Selain dengan memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada, kita juga harus mengutamakan rasa saling menghormati kepada sesama pengendara jalan. Bersabar, tahan emosi, dan kendalikanlah motor dengan aman.

Stop Membawa Banyak Barang

Kapasitas motor itu sangat terbatas. Oleh karena itu, hindari membawa barang yang berlebihan, karena hal itu akan membahayakan pengendara selama di perjalanan. Jika ingin membawa barang ke kampung halaman, gunakanlah fasilitas jasa pengiriman yang ada.

Nah, itulah 5B+5S keuntungan sekaligus tips mudik asyik dengan motor agar tetap terasa aman dan nyaman. Keuntungan dan tips tersebut disarikan berdasarkan dari pengalaman saya saat mudik bersama Si Biru selama hampir sewindu ini. Lumayan lama, kan? Pasti lah, karena motor ini memang saya beli di awal merantau ke Klaten silam. Saat artikel ini ditulis, saya intip speedometernya sudah menunjukkan angka 62.153 km. Hmm, Si Biru sudah cukup makan asam garam jalan raya ya?

Oleh karena itu, saat ini saya sedang merencanakan untuk meminang sahabat mudanya Si Biru, yaitu Yamaha Aerox 155 VVA. Motor matic 150 cc ini sepertinya sangat pas dan nyaman sekali untuk dikendarai baik untuk jarak dekat maupun jauh. Kelebihan lain dari Aerox yang membuat saya terkesima adalah tampilan motor yang lebih sporty dan berkarkter yang terlihat pada hampir semua sisi bodinya. Kamu juga pasti tertarik untuk meminang motor yang satu ini kan? Jika iya, tak ada salahnya loh jika kamu mengunjungi Moladin.

Kenapa harus ke Moladin?

  • Jaminan harga terbaik dengan DP terendah

  • Syarat mudah dengan cicilan yang bersahabat

  • Proses pengajuan kredit cepat dan nyaman


Apalagi saat menyambut persiapan ramadhan dan mudik lebaran tahun ini, Moladin sebagai platform motor online terbesar di Indonesia menggelar Promo Ramadhan untuk membeli motor, baik secara cash ataupun kredit dengan DP yang sangat rendah.

Yamaha Aerox sendiri merupakan salah satu salah satu motor yang diberikan diskon DP spesial. Selain Aerox, ada juga Yamaha Nmax, Yamaha R15, dan Yamaha Fino. Promo Ramadan 2018 di Moladin ini berlaku sampai bulan Juni saja ya? Jadi, jangan sampai terlewatkan!

Oh iya, sambil melihat beragam promo menarik dari Moladin, kita juga bisa loh mencari berbagai inspirasi tentang motor di Moladin. Karena, selain sebagai tempat jual beli motor, Moladin juga menyediakan informasi tentang motor, mulai review motor, perawatan, modifikasi, hingga serba-serbi motor lainnya. Yuk, gabung di Moladin sekarang juga. Ikuti akun saya di Moladin: MASRURO, serta jangan lupa gunakan kode referal MASRU208 setiap akan melakukan pengajuan transaksi. Pokoknya, ingat MOTOR ya ingat MOLADIN!


Selamat mudik ya? Kutunggu kisah mudikmu bersama Moladin!

#KetupatMoladin

11 Komentar untuk "Kisah Mudikku Bersama Si Biru"

  1. mantab yah kang mudik pakai motor, asik banget emang

    BalasHapus
  2. Wah yang motor satunya gak dipake, kang? Hehe

    BalasHapus
  3. Aminnatul Widyana10 Juni 2018 pukul 22.40

    Merantau itu emang wow banget. Kalo dengar kata ini macam teringat kenanganku jd anak rantau di pelosok NTT selama setahun. Benar2 penuh kesan & pelajaran yg gak mungkin terlupakan.

    BalasHapus
  4. Hampir tiap mudik aku selalu pakai motor.. Mantab dan asyik banget, Mas..

    BalasHapus
  5. Dipakai Mas, cuma masih sering pakai motor lama hehee...

    BalasHapus
  6. Betul, Mbak. Saya meski hampir separuh usia ini habis di perantauan, tapi tetap saja rindu pulang ke kampung halaman selalu menggebu-gebu.. Akhirnya, mudik pun jadi pelampiasan pelepas rindu..

    BalasHapus
  7. O jadi itu titik 0 kilometer, yang bangunan BNI itu

    BalasHapus
  8. Sepertinya gak macet kalo jalan ke arah barat ya Mas

    BalasHapus
  9. Iya Mas.. Itu di selatannya Malioboro..

    BalasHapus
  10. Kemarin masih agak sepi, Mas. Jadi lancar jaya. Yang agak padat cuma di kota Yogya aja..

    BalasHapus
  11. Saya pernah sekali mudik naik motor ke Kuningan, lumayan melelahkan, tapi seru dan dapat banyak pengalaman di jalanan.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel